Hari mulai semakin gelap, kami terus melanjutkan perjalanan kami menuju Istano Basa Pagaruyung di Batusangkar, Kab Tanah Datar. Rutenya masih sama dari solok menuju Padang Panjang, yaitu melewati tepi danau Singkarak. Akan tetapi dipertengahan Jalan, tepatnya di Ombilin, kami berbelok ke kanan. Jalan shortcut itu adalah akses tercepat menuju Batu Sangkar.

Istano Basa Pagaruyung
Karena gelap, saya sudah tidak dapat lagi melihat apa apa di kiri kanan jalan. Yang saya rasakan hanya jalanan ini semakin berbelok dan menanjak dan menurun. Untungnya hal itu tidak berlangsug lama, 30 menitan dari Ombilin, kami sudah sampai di Hatimu Batu Sangkar.
Begitu sampai, kami langsung mencari Istano Basa Pagaruyuang. Lokasinya memang sedikit membuat kami bingung karena hari malam, gelap dan berada dipinggiran kota, tapi untungnya setelah nyasar sana sini akhirnya kami ketemu juga Istano ini. Istano ini berada di Jalan Sultan Alam bagagarsah.

Ki : Rute Solok – Batusangkar ( Istano Pagaruyung)
Ka : Lokasi Istano Basa Pagaruyung ( A )
Gelap. Itulah yang pertama kali saya rasakan begitu sampai ditempat ini. Penerangan yang ada di Istano ini sangat minim, hanya beberapa lampu penerangan di kiri dan kanan istano. Lampu yanglainnya, semua mati. Padahal di depan istano ada lampu lampu Taman. Kalau seandainya lampu itu dinyalakan pasti Istano ini akan tampak lebih bersinar. Selain gelap, istano ini juga sepi. Tidak ada pengunjung, tidak ada penjaga, yang ada hanya kami ( dan 2 ekor anjing jalanan ). Iya juga sih siapa yang mau ke Istano malam gelap begini. Untungnya istano gelap ini tidak dijadikan tempat mojok #pft

Narsis didepan istano basa pagaruyung ( dingin :p)
Walaupun gelap, kemegahan dan keindahan istano Basa Paguruyuang ini tetap tidak bisa tertutupi. Ukurannya super besar, berkali kali lipat ukuran rumah gadang biasanya. Ukurannya yang besar karena bangunan ini ada tambahan dikiri kanan serta bertingkat. Berbeda dengan rumah gadang biasa. Sayangnya kami tidak bisa masuk kedalam karena sudah ditutup.
Tidak lama kami disini, karena ada dua anjing yang menyalaki kami terus kami harus kembali ke Payaumbuh sebelum hari semakin larut malam. Sampai jumpa Istano Pagaruyung, suatu saat kami akan kembali kesini lagi, disiang hari.
Pingback: Pagaruyung, Again | JalanBlog