TRANSFLORES Day 4: Ende – Mbay – Riung

Saya cuma menulis singkat untuk postingan ini, karena waktu kami seharian habis dalam perjalanan menuju Riung, gak mampir ke tempat2 wisata. Kalo pake kendaraan umum ya begini. Gak ada kendaraan langsung dari Ende ke Riung (jauh sih :/). Harus ke Mbay dulu, disana nyari lagi kendaraan ke Riung.

Rumah penduduk di Riung

Rumah penduduk di Riung

Segera kami sarapan dulu sebelum dijemput travel ke Mbay. Pukul 8 pagi, travelnya udah datang. Well, dari Ende ke Mbay sih gak ada masalah. Tinggal duduk manis dalam travel selama kurang lebih 3 jam. Pemandangan di sepanjang perjalanan juga nggak bikin bosan.

Menjelang memasuki kota Mbay, sopir nanya kami turun dimana, kami bilang mau lanjut ke Riung, itu artinya kami harus turun di terminal di Pasar kota Mbay. Disinilah perjalanannya mulai Rempong. Angkutan dari Mbay ke Riung hanya angkot, eh, angkutan pedesaan yang, maaf, udah tua dan agak jelek.

Kami pun turun disana. Ada beberapa warung nasi Padang di depan terminal, pas banget ini udah keroncongan. Selesai makan, saya segera cari info, nanya2 sama pemilik warung. Yang punya warung kaget saya nanyanya pake bahasa minang (ya iyalah, Minang asli nih). Ngobrol ngalor-ngidul bentar, baru kembali ke topik utama, angdes ke Riung (mukadimahnya lama, maklum samo2 urang awak). Tenyata angdes ke Riung cuma ada 3. Katanya hari ini yang jalan cuma 2. Berangkat ke Riung lewat pukul 1 siang (itu artinya bisa pukul 2,3,4 dst). Masih sejam an lagi… Pemilik warung baik banget, kami disuruh istirahat aja, angdesnya dicarikan, ntar disuruh jemput kami kesana. Lumayan, bisa duduk2 dulu, ngecas hape, dll.

Sebenarnya, Mbay – Riung gak terlalu jauh, klo gak salah cuma sekitar 30 kilometer. Ada sih ojek, tapi ini ransel 2 biji yang segede gaban mau ditarok dimana? Terpaksa deh, sabar menunggu angdesnya.

Benar saja, hampir pukul 3 angdesnya baru jalan. Penumpang selain kami? Ada! Beberapa galon air, buah kelapa, dan masih banyak lagi. Whewww. Benar2 terasa suasana pedesaannya, ditambah lagi sepanjang perjalanan sepi, hanya ada beberapa rumah. Masih mampir sana sini ngantar barang, bahkan sempat bongkar muat ikan2 punya nelayan dulu, sampailah di Riung hampir 2 jam kemudian. Kami menginap di Nirvana bungalow, pemiliknya bernama Rustam, cukup dikenal sama traveler.

Menjelang magrib, kami jalan2 ke dermaga yang letaknya gak jauh dari penginapan, sekalian nyari kapal buat disewa besok keliling2 gugusan pulau. Bagusnya nyari kapal langsung ke dermaga aja, jangan lewat penginapan, soalnya bisa nego2 dan lebih murah. Lagi2 suku membawa berkah. Di riung banyak orang bugis, sesuku sama @BangArdin. Dapat lumayan murah, cuma bayar 550rb untuk sewa dari pagi sampai pukul 4 sore, udah sama peralatan snorkeling, plus makan (nasi+ikan bakar+sayur+kerupuk+buah+lauk lain). Wohooo. Gak sabar nunggu buat besok 😀

Pengeluaran hari 4:
Sewa kamar Hotel Ikhlas : Rp 90.000
Travel Ende – Mbay 2x60rb : Rp 120.000
Angdes Mbay – Riung 2x20rb : Rp 40.000
TOTAL : Rp 250.000

Advertisement

13 thoughts on “TRANSFLORES Day 4: Ende – Mbay – Riung

  1. Pulau flores asyik skl……belum ke Riung walaupan temanku bilang Panas sekali di sana. Saya punyai kenangan2 tentang jalan raya flores agak pelan pelan. Ada snorkling di sana? Postnya sangat menarik : )

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s