Hakodate adalah sebuah kota kecil yang berada di utara Jepang. kota ini berada di daratan yang berbeda dengan Osaka sebab Hakodate berada di pulau Hokkaido sedangkan Osaka ada di pulau Honshu. Jarak Osaka ke Hakodate sangat jauh yaitu sekitar 1200 km. Kalau di Indonesia kira kira sama jaraknya antara Banda Aceh ke Kota Pekanbaru. Alasan kami bela-belain ke Hakodate adalah untuk mengejar bunga Sakura. Kok dikejar? Memang bunga Sakuranya mau lari kemana? Ceritanya begini… Bunga sakura tidak mekar sepanjang tahun, tapi hanya mekar pada rentang waktu tertentu. Bunga sakuran hanya bermekaran saat musim semi sekitar bulan April-Mei, dan itupun saat mekar hanya bertahan 1-2 minggu saja sebelum rontok. Tadinya kami ingin melihat sakura di Osaka, Kyoto atau Tokyo saja tapi sayangnya waktu kedatangan kami sudah telat. Semua bunga sakura di kota-kota itu sudah rontok. Satu-satunya daerah yang mungkin masih ada bunga sakuranya adalah pulau Hokkaido. Itupun katanya kecil kemungkinannya. Tapi karena kami pengen sekali melihat sakura, akhirnya kami putuskan untuk tetap berangkat ke Hakodate (Hokkaido) sambil berdoa semoga masih bisa bertemu dengan sakura.
Di hari ke 4, Kansai Thru Pass kami sudah habis masa berlakunya, jadi untuk 7 hari selanjutnya kami menggunakan JR Pass. JR Pass ini bisa digunakan untuk semua JR, Monorail dan Shinkansen (Ada beberapa Shinkansen yang tidak di cover JR pass). Untuk Ke Hakodate kami 4 kali ganti kereta; pertama naik JR ke Shin-Osaka Stasiun, selanjutnya naik Shinkansen ke Tokyo, trus pindah ke Shinkansen lain dengan tujuan Shin Hakodate-Hokuto. Dari sana lanjut naik JR untuk sampai ke Hakodate.
Pagi pagi sekali kami sudah ada di stasiun Shin-Osaka untuk melihat lihat situasi. Maklumlah ini hari pertama kami naik Shinkansen. Kami tidak mau sampai terlambat atau salah masuk stasiun/gate/gerbong. Kan malu…. Shinkansen ini ada dua kelas, yang Regular dan Green (eksekutif), yang regular gerbongnya ada yang Reserved Seat ada yang tidak. JR Pass yang kami pegang adalah JR Pass regular 7 hari. Untuk perjalanan dengan jarak jauh (>1jam) sangat kami sarankan untuk mereservasi tempat duduk beberapa hari sebelumnya. Walaupun mahal, tapi shinkansen ini juga tetap banyak peminatnya (penuh) apalagi yang digerbong Non Reserved.
Shinkansen yang kami tumpangi namanya Hikari, warnanya Titanium White. Sebelum berangkat kami foto-foto dulu didepan moncong siputih ini. Cantik sekali, secantik namanya. Didalamnya mirip dengan kabin pesawat, dengan bagasi di atas dan tempat duduk pola 3-2 berwarna biru. Enaknya lagi, didepan tempat duduk ada colokan untuk ngecas hp/laptop/kamera. Toiletnya juga mirip dengan toilet yang ada di pesawat. Shinkansen berangkat sesuai dengan waktu yang tertulis ditiket, yaitu 06.08 pagi. Jugijagijugijagijug… kereta melaju dengan kencang meninggalkan Osaka. Didalam kereta sih tidak berasa cepatnya, rasanya sama aja dengan naik kereta api biasa. Ohya bila naik shinkansen Osaka-Tokyo, pilihlah tempat duduk di sebelah kiri karena nanti Gunung Fuji akan kelihatan dari kiri. Pengalaman melihat pemandangan gunung fuji dari balik jendela Shinkansen ini rasanya jepang banget deh. 3 Jam lamanya akhirnya kami sampai di Stasiun Tokyo. Disini kami transit untuk berganti Shinkansen.
Shinkansen selanjutnya yang kami naiki adalah Hayabusa. Hayabusa ini adalah Shinkansen yang paling baru dan paling cepat diantara semua Shinkansen. Kecepatannya bisa mencapai 320km/jam. Warnanya biru kehijauan, dengan strip pink dan putih, pokoknya cakep banget. Didalamnya lebih bagus lagi daripada Hikari, dengan pola duduk 2-2 berwarna coklat krem. Oya Berbeda dengan Shinkansen lain, Semua tiket Hayabusa ini adalah Reserved Seat sebab rute yang ditempuh memang sangat jauh. Rutenya dari Tokyo sampai ke Ujung Pulau Honshu di Shin-Aomori. Dari Shin Aomori, Hayabusa ini akan melewati terowongan bawah laut untuk sampai ke Pulau Hokkaido. Rute terowongan bawah laut ini baru di buka Maret 2016 yang lalu. Jadi kami termasuk beruntung bisa mencicipi rute baru yang di lewati Hayabusa ini. Pukul 10.20 tepat, Shinkansen meninggalkan Tokyo dengan kecepatan wuzz wuzz wuzz.. Pemandangan selama perjalanan cukup menghibur mata, berupa bukit sawah hijau, daerah pedesaan dan pegunungan dengan puncak bersalju. Duduk disebelah kiri untuk melihat pegunungan bersalju. Didalam shinkansen juga ada majalah yang isinya produk jepang yang aneh tapi inovatif. Beberapa diantaranya yang saya ingat adalah tas ransel yang bisa jadi kursi, tali pinggang biar baju gak ketarik2, topi wig, kacamata untuk kacamata, dan banyak lagi. Lumayan untuk menghibur selama di perjalanan. Setelah melewati Shin-Aomori, Shinkansen kemudian memasuki terowongan bawah laut yang menghubungkan Honshu dan Hokkaido. Kecepatan Shinkansen agak menurun dan terowongan gelap. Saya pikir terowongannya transparan trus ada ikan ikannya gitu seperti di Seaworld. Kami sampai di Shin-hakodate Hokuto tepat pukul 14.37 kemudian perjalanan dilanjutkan naik JR ke stasiun Hakodate selama 20 menitan. Jadi total waktu perjalanan dari Osaka ke Hakodate sejauh 1200an km adalah sekitar 9 jam saja. Itupun sudah termasuk transit dulu 1 jam di Tokyo.
Begitu keluar dari stasiun Hakodate, hembusan udara dingin langsung terasa. Berbeda dengan Osaka kemarin, disini terasa jauh lebih dingin. Di hakodate kami menginap di Hotel Tetora Hakodate Ekimae yang berada tidak jauh dari stasiun. Hotel ini tarifnya 6300 yen permalam. Walaupun kamarnya agak kecil tp sangat bersih dan nyaman. Kamar mandi dan toilet ada didalam. Toiletnya keren karena banyak tombol2nya. fasilitasnya TV, meja, lemari, ac, pemanas, hairdryr, jam alarm, tisu, amenities, sampai senterpun ada. Selain itu disediakan juga 2 pasang Yukata, dan ucapan selamat datang yang ditulis dengan tangan. So sweet..
Setelah beristirahat dan mandi, kami bersiap berburu bunga sakura. Menurut resepsionis hotel, musim berbunga sakura juga sudah selesai di hakodate. Mendengar itu kami agak kecewa, tapi kami tidak patah semangat karena sepanjang jalan di kereta tadi kami sempat melihat masih ada 1-2 sakura yang bermekaran. Tujuan kami adalah ke Hakodate Park. Untuk kesana kami naik trem yang bentuknya agak jadul gitu. Bahkan lantai tremnya masih beralaskan kayu loh.. Untuk naik trem cukup menunggu di “stasiun” trem. Disana ada jadwal keberangkatan dll. Biar tidak repot kami beli tiket terusan untuk naik trem 1day pass seharga 600 yen. Tiketnya nanti tinggal digosok pakai koin untuk penanda harinya.
Tidak berapa lama akhirnya kami sampai ke Hakodate Park. Betapa senangnya hati kami melihat jejeran pohon dengan bunga berwarna merah jambu disisi kiri dan kanan jalan. Apakah itu bunga sakura? hmmm.. sebenarnya agak beda sih dengan bunga sakura yang biasanya difilm2 itu tapi sepertinya masih satu family lah. Selain di jalan, didalam Hakodate Parkpun masih ada sebagian Sakura yang masih mekar. Bentuk dan warnanya berbeda beda. Ada yang agak putih pucat ada yang pink terang. Ada yang tumbuh bergerombol ada juga yang satu-satu. Walaupun bukan bunga sakura yang “asli” tapi kami cukup puas. Hakodate park ini sangat asri, nyaman dan bersih. Ada beberapa bangunan-bangunan bergaya eropa disini.
Dari Hakodate Park perjalanan kami lanjutkan ke Goryokaku Fortress. Benteng ini luas, berbentuk seperti bintang, dan banyak ditumbuhi oleh bunga sakura. Di salah satu sudutnya ada tower, dipuncak tower kita bisa melihat Goryokaku secara keseluruhan. Saat kami kesana ada masih ada beberapa family bunga sakura yang bermekaran. Bahkan lebih banyak daripada di Hakodate Park tadi. Sayangnya saat kami tiba hari sudah mulai gelap. Jam 6 sore Goryokoku ini sudah tutup. Hari semakin gelap, udara dingin semakin menjadi jadi. Bodohnya lagi kami cuma membawa 1 jaket. Dari Goryokoku kami cepat cepat kembali ke hotel untuk mengambil jaket satu lagi.
Selanjutnya kami ke area pelabuhan Hakodate. Disini banyak bangunan tua dan gudang bergaya eropa. Sayangnya karena sudah gelap kami tidak bisa mengambil banyak foto. Diarea ini ada jalan berupa lereng yang bagus sekali. Jalannya di paving blok, dikiri kanan rumah mewah dengan bunga2 dihalamannya, ada bangunan balaikota yang nuansa eropanya kental, dan ada gereja yang mirip dengan gereja di rusia. Pokoknya gak berasa di Jepang deh. Terus kebelakang ada gunung Hakodate. Dari atas gunung ini nampak pemandangan kota hakodate. Untuk mencapai puncak disediakan kereta gantung dengan biaya 1200 yen PP. Mahal ya. Karena malam semakin dingin dan perut semakin lapar, akhirnya kami putuskan untuk kembali kehotel. Dihotel kami menyantap mi rebus hangat yang enak banget..
Next : kembali Ke Tokyo.
beruntungnya nemu sakuraa
iya, telat dikit aja sakuranya rontok….
Kalau misalnya terbang dari Osaka ke Hakodate memungkinkan gak bang? Dan kira-kira lebih mahal mana ongkosnya dengan Shinkansen?
Penerbangannya ada dan harganya lebih murah daripada Shinkansen. Tp lebih nyaman enak naik Shinkansen karena gak perlu repot melewati prosedur penerbangan.
Ke Jepang memang wajib ambil foto manhole cover yang lucu-lucu itu. Baru tau ternyata di Hakodate gambarnya cumi (dan jujur ngeliatnya malah kebayang cumi goreng, dan jadi laper).
Kami emg ambil foto manhole di tiap kota hehee. Pas di hakodate emg banyak tempat makan yg menunya cumi. Tp kmrn gak nyobain… *ikutan kebayang cumigoreng*
Bang, beg boleh jadi kerusi itu bagus sekali kalau naik LRT/MRT sebab boleh duduk walau kerusi sudah penuh! hehe
Kelihatannya seperti bunga sakura tapi aku juga gak pasti haha
Begnya memang kreatif tp harganya mahal
Haha mungkin karena cirinya inovatif lantas harganya juga jadi kreatif mahal! haha
Ini nih cerita Jepang yang paling diitunggu dari JalanBlog! Penasaran sama Shinkansen. Beneran ga berasa ngebut ya pas di dalem? Saya malah ngebayangin badan ‘ketarik’ ke belakang kaya naik Halilintar di Dufan. Hahahaha..
Menarik juga tremnya. Bantuk dan warnanya udah klasik banget, ditambah pake lantai kayu pula. Nice story 😃
Iya beneran. Didalam shinkansen sama kayak di kereta biasa. Pemandangan dr jendela pun masih jelas gak ada distorsi. Mungkin kalau kecepatannya menyamai kecepatan cahaya baru terdistorsi haha.
O gitu ya… Ga sabar cepet cobain kereta cepat Bandung-Jakarta. Walau ga secepat Shinkansen, tapi lumayanlah. Hehe
Klo kereta cepat bdg jkt nya beneran ada, kami mau nyobain juga. Hhee
Dari kecil sampai sekarang (masih kecil juga sih), Japan has always been my ultimate wishlist. Maklum, I grew up with those japanese mangas, anime, music, bahkan drama-dramanya hahaha.
Dan, bang, gue kebayang betapa berkesannya perjalanan kalian dari Osaka ke Hakodate. Naik shinkansen aja masih harus oper-oper ya, apalagi kalau naik metromini. Mungkin material kaca nggak cukup kuat buat menahan tekanan dari volume air laut, jadi terowongannya gelap hehehe. Pada akhirnya, semua perjuangan dan resiko yang kalian ambil berbuah manis 🙂
Btw, kenapa di Hakodate ada bangunan Eropa ya? Apakah dulu Hakodate sempat dijajah kolonial?
And (maybe) Japan will always be our very first favorite destination travelling abroad 😀
Baru ingat, terowongan itu bukan di dasar laut, tp msh 150m lg di bawah dasar laut, makanya dindingnya bukan dr kaca. Klo gak salah, Hakodate dulu salah satu pelabuhan internasional sebelum Kobe, makanya ada bangunan bergaya eropa..
What? 150 m di bawah dasar laut? Gilak! Sugoi pisan lah!!!
Ooo pelabuhan internasional..
Sorry ralat dikit, 100m di bawah dasar laut hehee. Tetap aja ya amazed. Kpn di negara kita ada kyk gitu…
Iya tetep amazed. Well, gak usah muluk-muluk 100 meter di bawah deh. Nunggu 25 meter di bawah aja (baca: MRT Jakarta) harus 2 tahun lagi wkwkwk
Hahaaaa iya bener. Moga deh cpt selesai biar gak kalah sm mass transport ibukota di tetangga..
Bener. Walaupun, well, di 2019 pasti KL dan Bangkok udah nambah lagi jalurnya. Tapi gpp, lebih baik terlambat dari nggak sama sekali 😀