Mendadak Ternate

Yap, sesuai judulnya, sama sekali gak direncanakan short trip ke Ternate. Baru kepikiran setelah beberapa hari di Manado. Lupa kalau Sulawesi Utara itu beda banget sama Sumatera, yang jarak antar kotanya jauh pake banget. Baru beberapa hari, kami udah mengelilingi Manado dan sekitarnya. Mumpung Ternate lumayan dekat dari Manado, mari jo kitorang ke Ternate! 😀

Kurang dari sejam penerbangan, kami sampai di bandara Sultan Baabullah. Bandaranya lumayan bagus, untuk pulau sekecil ini. Menjelang landing, keliatan dari atas perbedaan mencolok di pulau ini. Bagian barat ditutupi hutan, cuma keliatan beberapa rumah, sementara di bagian timur penuh sesak dengan pemukiman. Bagian timur ini yang menghadap pulau Tidore dan Halmahera. Di tengah2nya? The famous Gunung Gamalama.

Jadi, ceritanya ini 24 jam di Ternate. So, waktu dimanfaatkan sebaik mungkin. Segera keluar bandara kami naik angkot menuju terminal, lalu mencari penginapan di sekitar sana, biar ntar gampang kemana-mana. Didapatlah sebuah penginapan supermurah, tapi gak recommended. Hanya 80rb untuk 2 orang, tapi kurang bersih. Begitu masuk, hawa mesumnya udah kecium! Errrrr.. Udah gitu resepsionisnya jadi-jadian gitu (if you know what i mean). Tapi yasudahlah, cuma buat numpang tidur semalam doang. Lalu kami minta dicarikan motor buat disewa. Dapatlah sebuah motor matic dengan harga sewa 200rb, untuk siang ini sampai besok siang. Lumayan mahal.. 😦

Segera, setelah makan siang kami mulai berkeliling. Berapa lama waktu yang dibutuhkan buat keliling pulau Ternate? Cuma 30an kilo, jadi kalau cuma keliling doang sih kurang dari sejam. Tujuan pertama yaitu benteng Tolukko, si fotogenik yang merupakan benteng paling terawat di Ternate. Tiket masuknya berupa sumbangan seikhlasnya yang dikasih ke si bapak penjaga benteng. Benteng ini sangat strategis, menghadap langsung ke pulau Tidore, yang dulu musuhan sama Ternate.

Lalu kami ke benteng Kastela, sangat bersejarah tapi sayangnya hampir hancur dan gak terawat, malah jadi tempat main kambing. Waduh.. Disini ada tugu yang menceritakan terbunuhnya ayah sultan Baabullah, sampai kemudian sang sultan berhasil mengusir Portugis dari Ternate. Berikutnya kami ke benteng Kalamata. Yang ini cukup terawat, tapi bangunannya gak semegah Tolukko. Benteng yang satu ini berada pas di pinggir laut.

Udah mulai sore, keliling pulaunya dilanjutin besok pagi aja. Kami jalan-jalan di sekitar kota aja. Mampir sebentar di Kesultanan (gak masuk, cuma foto dari luar aja), lalu bersantai di taman kota yang berada di pantai. Kebetulan hari minggu, jadi rame banget. Kami duduk santai menikmati bakso dan es. Pantainya bersih, malah banyak yang mandi. Habis magrib, eh, ada yang pengen makan indomie rebus di pantai sebelah dong. Kami pindah kesana, pesan 2 mangkok indomie dan 2 gelas es teh. Mau tau kena berapa? 70rb! The most expensive indomie ever! Whewww pantesan disini sepi..

Besok paginya, kami lanjut keliling lagi. Memutari pulau dari timur ke barat. Tempat pertama yaitu batu hangus. Ya, gundukan batu2 berwarna hitam seperti habis dibakar. Katanya batu ini dulu muncul pas letusan gunung Gamalama. Gak perlu repot, batu2 ini ada di pinggir jalan raya. Kemudian kami sampai di pantai Sulamadaha. Cuma pantai pasir hitam doang? Eitss, jangan salah. Ikutin jalan setapak yang udah dibeton, disitulah surganya. Sebuah teluk yang mirip lagoon, lautnya biru jernih, ombaknya kecil. Perfect place for swimming. Tadinya pengen berenang, tapi tempat bilasnya jauh, jadi agak repot. Jadi kami cuma foto2 aja.

Lanjut ke utara, ada danau Tolire. Danaunya ada dua, yang satu kecil, di pinggir laut (kok gak mirip danau ya?), yang satunya berada agak ke atas, ukurannya jauh lebih besar. Agak mirip kawah Kelimutu, cuma yang ini dikelilingi hutan lebat, warna airnya hijau lumut. Konon, katanya kalau melempar batu yang banyak dijual anak2 disana, gak bisa sampai ke tengah danau. Katanya lagi, danau ini ada buaya putihnya, jadi2an sih.. 😀

Di sebelah barat, ada sebuah danau lagi, agak mirip sama danau Tolire, namanya danau Laguna. Danau ini keliatan jelas dari pesawat kalau mau landing ataupun habis take off.

Tidak jauh dari danau Laguna, kami menemukan spot sebenarnya dari view uang kertas seribu rupiah. Postingannya ada DISINI.

Selesailah keliling Ternate dalam 24 jam aja. Kami harus segera kembali ke Manado. Mungkin lain kali kami datang lagi kesini 😀

24 thoughts on “Mendadak Ternate

  1. Trims lagi…..sangat suka posposnya….menarik sekali. Temanku kunjung ke Ternate tahun yg lalu. Tempat ini di daftar ember (tee hee) can you say that in bahasa ? : )) Trees

  2. Wow, sewa motor 200 rb dan indomie 70 rb/2 mangkok.
    tak salah kemarin artikel saya baca di media online kalau kehidupan di Ternate sangat mahal.

    baru tau kalau ada penerbangan Manado – Tenrnate, itu setiap hari yah?? rate tiketnya berapaan

    • Yg artikel ttg Ternate kota dengan biaya hidup tertinggi ke-3 di Indonesia ya? Hehee. Flight Manado-Ternate banyak, tiap hari ada. Ada 4 maskapai: Garuda, Wings, Sriwijaya, Airfast. Kisaran harga tiket sama, 500-600rb sekali jalan.

  3. Benteng-nya beneran fotogenik banget, jadi kepingin foto session di sana deh hahaha… Yang bikin syok itu pas baca harga Indomi dua mangkok 70ribu!!! 🙂

Leave a reply to V Herry Cancel reply