Mencoba Transportasi Umum Bangkok

jam 5.45 pagi kami sudah ada di dalam kereta api jurusan Ayutthaya – Bangkok. Kami sengaja berangkat pagi pagi sekali supaya kami bisa punya lebih banyak waktu di Bangkok. Sebelum memasuki kota bangkok kereta melaju cukup kencang, namun setelah berada di kota laju kereta layaknya siput kelebihan beban. Bahkan kereta ini sering berhenti karena.. ntahlah saya tidak tau alasannya. Akibatnya kami baru sampai di stasiun utama Bangkok, Yaitu Hua Lamphong sekitar jam 8 lewat.

Hari ini kami ingin mengunjungi beberapa tempat wisata tenar di kota Bangkok dan mencoba sebagian moda transportasinya. Dimulai dari Kereta Api yang barusan kami naiki tadi. Kemudian kami lanjutkan dengan naik MRT dari Hua Lamphong menuju Silom. kemudian Jalan kaki sedikit ke stasiun BTS Saladaeng. MRT dan BTS pada dasarnya sama sama kereta Listrik, bedanya satunya di bawah tanah (MRT) dan satunya lagi melayang di atas tanah (BTS).Kesamaan lainnya yaitu kedua duanya sangat nyaman tapi dengan ongkos yang lumayan!

Dari BTS Saladaeng kami meluncur menuju BTS Saphan Taksin. Kami sengaja turun di sini sebab kami akan mencoba moda transportasi lainnya yaitu kapal (Chao Praya Eskpress Boat). Dari BTS Saphan Taksin kami turun ke Pelabuhan boat. Tidak usah beli tiket disana sebab boat yang murah ongkos tiketnya di tagih di atas boat. Boat yang murah adalah yang berbendera Orange dengan tiket jauh-dekat hanya 15 THB saja.

Sungai Cao Praya ini mengingatkan saya dengan sungai Batanghari di Jambi. DI jambi juga banyak sekali boat dan perahu perahu kecil ( getek ) yang hilir mudik. Bahkan dulu ada kapal wisata yang cukup unik, namanya Kapal Roda Lambung. Diatas kapal ini wisatawan di ajak mengarungi sungai batanghari sampai kawasan candi muaro jambi sambil disajikan makanan khas jambi dan lagu serta tarian khas Jambi. Tapi itu dulu…

Kembali ke Cerita, Kami turun di Tha Thien Pier yang tepat berada di seberang Wat Arun. Untuk menyeberang ke Wat Arun, kami naik kapal penyeberangan dan cukup membayar 3 THB saja. Sedangkan untuk masuk ke kawasan Wat Arun, kami harus membayar 50 THB. Wat Arun ini unik sebab lapisan luarnya di lapisi oleh keramik warna warni. Ini dia foto fotonya :

Kami kembali menyeberang ke Tha Thien Pier untuk mengunjungi Wat Pho. Tiket masuknya cukup menguras kantong yaitu 100THB dengan bonus air minum gratis. Yang istimewa disini adalah Patung Budha emas berukuran raksasa yang sedang rebahan ( Reclining ). Sangat mirip dengan yang kami lihat di Wat Lokayasutaram, AYutthaya. Reclining Budha ini menurut saya biasa-biasa saja. Justru yang paling saya sukai di Wat Pho adalah lukisan dindingnya yang sangat cantik, lukisan ini memenuhi hampir seluruh ruangan kuil. Diluar kuil, banyak chedi warna warni yang juga dilapisi keramik.

Diseberang Wat Pho adalah Grand Palace. Tapi kami urungkan niat kami kesini sebab harga tiket yang sangat mahal ( kalau tidak salah 400 THB ). Lagian, kami sudah mabok dengan semua Wat, Cedi, Prang dan semua arsitektur Thai lainnya. Grand palace kami simpan untuk kunjungan kami berikutnya ke Bangkok.

Kami teruskan perjalanan kami dengan berjalan kaki melintasi taman Sanam Luang kemudian menyeberang menuju Khasosan Road yang sangat terkenal itu. Ternyata Khaosan Road sangat ramai pedagang, bar, hotel, travel agent, dan turis yang hilir mudik. Sangat tidak nyaman. Untung saja kami tidak jadi menginap disini dan memilih untuk menginap di Ayutthaya yang sepi, Thanks God. Kami beristirahat sejenak di taman kecil di utara Phra Athit Pier, sambil menikmati kudapan ketan + Mangga. Taman ini cukup nyaman karena banyak pepohonan dan langsung menghadap ke Sungai Chao praya dan jembatan Rama VIII.

Dari sana, kami menyetop taksi berwarna pink cantik. Taksi ini akan mengantarkan kami ke souther terminal Sai Tai Taling Can. Jarak dari Khaosan Road sampai ke Terminal Sai Tai cukup jauh, tapi kami hanya membayar taksi sekitar 80 THB saja. Jauh lebih murah daripada Taksi di Indonesia, apalagi Jakarta. Ini taksi termurah yang pernah kami naiki haha…

Terminal Sai Tai menyatu dengan Mall. Kami sampai berpikiran kalau kami salah tujuan, sebab biasanya tampilan terminal di Indonesia tidak sebagus ini haha . Tempat pembelian tiketnya berada dilantai 2 mall. Kami membeli tiket ke Krabi, sebuah kota kecil yang ada di selatan Bangkok. Harga tiketnya 680 THB untuk kelas VIP. Harga yang sangat sepadan dengan fasilitas yang kami dapat, Bis 2 lantai, ada selimut, snack, ruang antar kursi lapang serta dipandu oleh pramugari yang cantik. Perjalanan ke Krabi memakan waktu 12 jam, walaupun lama tapi tetap terasa nyaman sebab jalannya mulus, lurus dan datar.

Begitulah, selama 1 hari di bangkok kami sudah mencoba beberapa moda transportasi darat di Bangkok; Kereta Api, MRT, BTS, Boat, Taksi, dan Bis… Semuanya menyenangkan! Kecuali Tuk Tuk, kami tidak mencoba naik Tuk Tuk sebab banyak pengalaman buruk yang saya baca di Internet. Saya ingin membandingkan dengan Moda Transportasi di Jakarta tapi kok rasanya nggak tega yah… 😦 jadi sampai disini dulu ceritanya, sampai ketemu di Krabi!

10 thoughts on “Mencoba Transportasi Umum Bangkok

  1. Lalu nasib Kapal Roda Lambung di Jambi sekarang gimana, bang? #kepo
    Thailand pintar mengolah segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya, alam, heritage menjadi diminati semua wisatawan… andai Indonesia bisa belajar dari Thailand yah

    • Grand Palace disimpan dulu buat kunjungan berikutnya ke Bangkok….hehehe iya kami ngga suka yang berisik dan tempat kerumunan turis sebab nggak dapat “feel” lokalnya…

  2. kami naik Tuk Tuk dua kali di Bangkok dan sangat nyaman, agak ngebut jalannya sih…tapi kami menawar dulu dan sampai tujuan dengan baik…tidak semua menipu kok, apalagi kami menyetop tdk dari tempat wisata besar, tapi di pinggir jalan biasa….komunikasi cukup tunjuk peta/ menyiapkan tulisan Thai ttg tujuan kita selanjutnya…bayar Tuk Tuk sekitar 100baht untuk tujuan yg lumayan jauh ( sekitar 30 menit berkendaraan)

Leave a comment