Sumba : Kesan Kedua di Waingapu

Hampir saya teriak kegirangan melihat pemandangan indah yang saya lihat di balik kaca travel Sinar Lombok. Bagaimana tidak, padang rumput luas yang saya impikan kini membentang disepanjang jalan yang kami lewati. Di kiri kanan hampir tidak ada pepohonan apapun, hanya padang rumput yang berwarna coklat ke emasan karena ditimpa sinar matahari terik siang itu. Saya langsung mengeluarkan kamera dan mengambil puluhan foto. @mr_brightside cuma bisa tersenyum melihat tingkah laku saya.

Padang rumput dan bukit tandus dalam perjalanan menuju Waingapu

“Tenang, nanti masih banyak sabana lainnya menjelang masuk kota Waingapu” ucapnya..

Saya menahan diri untuk tidak mengambil foto terlalu banyak dan hanya melihat serta menikmati keindahan padang rumput yang terbentang di hadapan saya. tidak lama kami melewati hutan pohon jati yang sedang mengering karena musim kemarau. 

Pohon jati kering

Kombinasi antara pepohonan kering, padang rumput ke emasan dan langit sumba yang biru membuat saya bertanya; ini masih di indonesia nggak sih?

Oase kecil ditengah bukit tandus

Sakura ala sumba

Foto dari dalam travel Sinar Lombok

Menjelang memasuki Kota waingapu jalan yang kami lewati semakin menanjak dan berliku. Batas kota waingapu ditandai dengan 2 Tugu patung kuda yang saling berhadapan. Dari tugu kuda ini Kota Waingapu sudah nampak jelas. Kota Waingapu tampak seperti oasis ditengah kering dan gersangnya padang rumput sumba yang luas dan tak berbatas. Ingin rasanya berhenti sejenak dan mengambil beberapa foto namun nampaknya supir sinar Travel Lombok ini sepertinya sedang tergesa gesa. Setelah melewati batas kota, jalanan tinggal menurun saja hingga sampai di pusat kota Waingapu.

Tugu Kuda, Batas Kota Waingapu

Kami langsung diantar travel Sinar Lombok menuju mess dokter PTT di dekat kantor Bupati Sumba Timur. Setelah membayar Ongkos travel dari Waikabubak menuju Waingapu sebesar 70 ribu (Sept 2013), kami langsung mencari motor pinjeman. Untungnya teman dokter PTT @mr_brightside bersedia meminjamkan motor(dinas)nya selama beberapa hari… Saatnya menjelajah Waingapu!! Yay!!

Waingapu adalah ibukota kabupaten Sumba Timur. Tidak seperti Waikabubak maupun Waitabula, tampaknya kota Waingapu lebih rapi, lebih ramai dan lebih luas. Landmark utamanya adalah taman kota yang persis berada di tengah kota Waingapu. Taman kotanya kecil namun cukup hidup terutama di sore dan malam hari. Mungkin karena ditaman kota ini banyak jajanan yang lumayan enak dan ada free wifinya loh… Kami duduk sebentar sambil menikmati semangkuk es campur yang rasanya segar sekali ditengah teriknya cuaca sumba. Disekeliling taman kota ini terdapat patung anak anak sedang naik kuda dan gereja yang cukup besar dan mencolok. Selain taman, kami juga berkeliling melihat pelabuhan dan daerah perkantoran Sumba Timur.

Taman Kota

Lapangan

Pelabuhan

Ada tempat 2 tempat yang menarik di Kota Waingapu, pertama adalah Kampung Raja yang akan saya paparkan dalam postingan tersendiri. Yang kedua adalah Tebing terjal diujung landasan bandara Umbu Mehang Kunda.

Kampung Raja

Bandara Umbu Mehang Kunda Emang cukup ekstrim karena di ujung landasannya terdapat Tebing terjal yang lumayan tinggi. Nggak kebayang seandainya saat landing pesawat, sang pilotnya terlambat ngerem, akibatnya bisa fatal karena pesawat bisa nabrak tebing tersebut. Atau saat akan takeoff/landing, pesawatnya nyangkut ditebing kan nggak lucu.

Landasan bandara di dilihat dari Tebing diujung landasan

Tidak banyak yang tau jalan menuju tebing di ujung landasan ini, padahal lokasinya tidak begitu jauh. Dalam perjalanan ke bandara, liat jalan kecil dikiri jalan diantara pom bensin dan gereja, nah itulah jalan menuju Tebing tersebut. Jalannya menanjak terus sampai akhirnya tiba di ujung tebing. Dari Ujung Tebing ini pemandangannya luar biasa, tampak laut, sungai, pohon pohon, bukit bukit tandus, dan landasan Bandara Umbu Mehang Kunda. Bahkan Kalau beruntung bisa melihat pesawat take off/landing dari dekat.

Bandara Umbu Mehang Kunda

Laut, sugai, bukit, dan landasan bandara

Ditepi Tebing

Malamnya, kami kembali menuju batas tugu kota waingapu yang ada tugu kudanya. Dingin memang, tapi tidak menyurutkan niat kami untuk mengambil foto. Walaupun tidak jauh dari kota, namun dari atas bukit ini kami sudah bisa melihat langit bertabur bintang dan galaxy bimasakti dengan jelas sekali. Dari kejauhan, tampak kelap kelip lampu kota Waingapu… Ini dia fotonya… 🙂

Waingapu malam hari..

Advertisement